Latest Post

Tuan Nyonya

“Jangan memberi rupiah, jika hanya demi naifmu!”

Harapku sembari menenteng kantong lusuh;

lantang suara telah mampus.

Dalam sesak peradaban segala ingin berkejaran,

menyatu pada bayang purba;

berbisik sejarah naif yang tak lekang,

janji petinggi hanya bualan.

Barangkali, selepasnya juga

Menjelma suaka sementara?

Berjejer serenteng jerit

sebab tuan dan nyonya mengirimkan

berita bagi rakyat, memperelok khitah.

Lantas, haru dan gamang saling bertanya,

“Tuan dan Nyonya kita segera berganti.

Mengapa keadilan tetap terasa hambar?”

Tuan dan nyonya segera berganti

dan harap tetap sama.

Kemelaratan pikir lekas

beralih tawa zaman.

Jember, 03 September

Linda Iftinah Sari
Angkatan Sastra Indonesia 2023

Subscribe
Notify of
guest
8 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
ryn
ryn
6 days ago

otw ntar buat lagi🫡

Shafa
Shafa
6 days ago

Kerenn bangett, tapi Puisi ini memiliki alur yang menggambarkan kekecewaan terhadap “Tuan dan Nyonya” (mungkin metafora untuk pemimpin). Namun, peralihan antara bagian-bagian puisi terasa agak mendadak. Menambahkan transisi yang halus dapat membantu pembaca mengikuti alur emosi dan pemikiran dengan lebih baik.

fara
fara
6 days ago

keren covernya cocok dengan puisinya 🙌🏼

Anaaaaa
Anaaaaa
6 days ago

puisinya baguss banget, setiap baitnya memiliki makna tertentu.
ga mau buat cerpen juga nihh:v

Satya
Satya
6 days ago

Diksi puitisnya bagus memperkuat nuansa, tetapi beberapa terlalu abstrak

Zipzipzip
Zipzipzip
6 days ago

keren cover and judulnya, lebih bagus ini kalo dibuat cerpen atau novel gasi

Bagus rozikin
Bagus rozikin
5 days ago

keren selalu karyanya.

ochiya
ochiya
4 days ago

waw keren banget, bagus banget puisinya 🔥

Last edited 4 days ago by ochiya

Login