Masih kuingat saat kau memanggilku Jatukrama.
Betapa manisnya panggilan itu,
sampai saat aku mengetahui artinya,
sungguh aku merasa kau benar-benar milikku.
Lebih manis saat kusadari bahwa kau menempatkanku sebagai renjana duniamu.
Seolah aku adalah bagian paling berharga dalam hidupmu.
Namun nahas, mengapa kau pergi dariku?
Aku pernah percaya bahwa suatu hari kau akan kembali,
karena bukankah aku renjana duniamu?
Tapi sayang, aku lupa bahwa kau adalah manusia
Yang hanya pandai berkata-kata.
Kini, tak lagi ada tempat bagiku di renjana duniamu.
Bahkan, kau benar-benar mengusirku dari sudut terkecil dalam hidupmu,
seakan kehadiranku tak pernah berarti bagimu.
Trilia Lestari
Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2023